Terapung di Ah Poong

“Mau kemana kita?” bisikku pada sang soulmate nan baik hati, menjelang keberangkatan kami menuju pool bus untuk mengantarkan Mbah buyutnya Arfa beserta beberapa kerabat ke Jawa. “Terserah” jawabnya.. Wii asik.. kemana ya, apa kiranya destinasi wisata yang berada di wilayah Tangerang Selatan? “Sentul deket gak ya?” seruku pada pengemudi andalan sang soulmate. “Deket kalau lewat tol” jawabnya. Lha iyaa, kalau tolnya gak macet yah >.<

Kepikiran cerita seniorwati shalihah di kostan waktu masih di Bogor dulu -Mba Yoyoh-, sering sekali bercerita tentang Sentul. Dan saya, sesekalinya kesana, itu juga karena ada event “Try Out Akbar” di tempat kerja saya yang dulu, dimana kebetulan waktu itu mengambil lokasi di STEI Tazkia & Masjid Andalusia Sentul. Sempet lirik2 Pasar Ah Poong yang udah lama hits tapi saya urung kesana.  Sering sih lewat, kalau naik APTB.. Berbekal informasi hasil menjelajah dunia maya dan nelpon ke simbak ahli per-sentul-an 😀 Kami putuskan untuk menuju Pasar Ah Poong. Masih ada waktu dari siang hingga malam, sekali mendayung pikirku. Hayuklah…

Dari arah Tangerang, kami melewati tol Jagorawi, dan keluar di exit Tol Sentul Selatan. “Ambil kiri, belokan ambil kanan”, kata petugas pintu tol ketika kami bertanya letak Pasar Ah Poong. Karena saya cuma ingat, Pasar Ah Poong letaknya di depan Masjid Andalusia Sentul. Akhirnya, terlihat kubah indah Masjid Andalusia. Mengingatkan saya kepada momen beberapa tahun lalu ketika berfoto bersama teman-teman Bintang Pelajar (hehe fotonya berlima dengan mbak2 cantik penjaga BP Pajajaran) 😀

Kami pun terlebih dulu menunaikan sholat di Masjid Andalusia. “Bagus ya, bersih..” seru Mbahnya Arfa yang kagum dengan Masjid Andalusia ini. Setelah menunaikan sholat (dan motoin mbahnya Arfa di depan Masjid 😀 😀 ) kami pun menuju Pasar Ah Poong.

WhatsApp Image 2017-03-15 at 08.37.00

Kata Ah Poong membuat kita berpikir tentang “apung”, iya gak? Iya aja yaa.. Kebayangnya pasar apung mirip di Kalimantan atau floating market Lembang. Ada memang perahu dan gubug penjual buah di pinggir kolam buatan, mungkin untuk ikon saja. Selebihnya, kuliner menjanjikan beraneka rupa dikelilingi sungai Cikeas, danau buatan, dan perahu-perahu (meski bukan terapung beneran, pokoknya ada tema air dan perahu gpp yes :D) Memasuki wilayah Ah Poong, agak norak-norak dikit, nyari pintu masuk dan ternyata memang masuk kesini free.. iye gratis masuknya, tapi apa iya cuma masuk aja gak pake makan kan yaa.. secara, tempat ini menawarkan kuliner yang -baru ngeliat foodcourt nya aja udah bikin pengen makan- 😀

P_20170304_152408

Nah ini dia, jembatan menuju Ah Poong, yang melintas di atas sungai Cikeas. Foto dulu ya, supaya lebih afdhol 😀

Terlebih dulu kami ingin berkeliling naik perahu. Kali ini bukan di sungai Cikeas, tapi di sungai buatan. Ketika kami bertanya tarif pada pengemudi perahu, jawabnya : seikhlasnya aja.. Sempat bingung, beneran ini  muter2in penumpang naik perahu -pakai atraksi goyang2in perahu segala- mau dibayar seikhlasnya.. kenapa gak dipasang tarif saja untuk memudahkan? Kasian kan ya, gimana kalau penumpangnya gak peka dan beneran ngasih semaunya.. Hehe, ribet banget sih buk mikirnya 😀 😀 Belakangan saya baru tau, memang asalnya gratis untuk pengunjung 😀 Wah gratis lagi, gimana kalau kesininya cuma naik perahu aja terus pulang? 😛

Meski area yang dikelilingi tidak terlalu luas, tapi sensasi naik perahunya udah mirip2 di Kamojang Garut 😀 Bedanya, disini pakai pengemudi ahli, kalau di Kamojang naik perahu sendiri yang alamat gak bisa muterin perahu di tengah danau. haha…

P_20170304_152755

Arfa apa kabar? Seneng banget donggg,, air gitu lho. Pertama dipangku, lama-lama duduk sendiri di sisi kiri perahu, pegang-pegang air, ketawa ketiwi dan akhirnya bilang : “Arfa mau cibang-cibung sendiri”.. what??

P_20170304_153408

mau cibang-cibung sendiri di danau 😀

Oh iya, di tepi sungai buatan ini juga banyak ikan, tersedia juga pakan ikan (berbayar ya, jangan ngarep gratis lagi :D) So far, menyenangkan sekali bagi yang membawa keluarga dan anak kecil, banyak penjual mainan juga..

Selesai naik perahu, saatnya kita icip2.. Episode pertama, kami mengambil tempat di sisi sungai buatan, karena dekat dari lokasi kami turun dari perahu, dan yang jelas : banyak menu kambing 😀 Bapaknya anak-anak nasi kebuli (plus kambing muda goreng pastinya), Mbahnya Arfa memilih Sate Kambing..

WhatsApp Image 2017-03-04 at 16.00.32

Saya gimana? beda sendiri dong, sop buntut.. hiyaa sama aja kolesterolnya mbake.. rapopo, nanti kita minum omepr*st berjamaah. haha… minumnya jus buah biar pencitraan hidup sehat :p

P_20170304_161557

Sop Buntut Ah Poong

Gimana reviewnya? puaass, sebanding dengan harganya 🙂 Sate kambingnya empuk, sop buntutnya maknyuss.. nasi kebuli juga kabarnya sedap.. Selain menu diatas, masih buanyaak lagi menu-menu yang lain yang tidak kalah menariknya. Sampai-sampai kami bingung memilih, setelah berkeliling (dan perut sudah penuh) baru ah oh ah oh,, ternyata banyak menu lain yang tidak kalah lezat. Oiyaa, untuk transaksi di Ah Poong pakai kartu khusus ya, bisa didapat di counter, dengan terlebih dahulu top up saldo.

Selanjutnya, episode kedua.. terjadi setelah nemenin Arfa main gelembung sabun kesana kemari, terdamparlah kami di foodcourt sisi sungai Cikeas.. haha.. lha tadi abis makan buk? Tenang, ini cemilan.. desserttt.. hati kami pun tertambat pada Singapore Snow Ice. Slurrpppp…

WhatsApp Image 2017-03-15 at 08.37.01

Singapore Snow Ice

Mendung bingit, dan mulai turun hujan. Saatnya untuk pulang. Terimakasih Bogor, kami akhirnya sempat berkunjung sejenak di Pasar Ah Poong Sentul. Eh iya, jangan lupa untuk menukarkan sisa deposit kartu Ah Poong di counternya yaa.. Jangan seperti kami, langsung ngabur, alhasil isi kartu akan hangus dalam 30 hari. Mungkin gak ya, sebelum 30 hari kami kembali kesini lagi? 😀 😀